Text
Dexmedetomidine Pada Cedera Otak Traumatik
Dexmedetomidine Pada Cedera Otak Traumatik
Cedera kepala banyak dialami oleh penduduk dari berbagai negara, seperti di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Jepang, dan Australia. Cedera kepala (COT) terjadi antara 150–250 kasus per 100.000 penduduk, menurut WHO. Jenis cedera kepala, yaitu trauma tusuk atau tajam, dan trauma tumpul, dibagi menjadi kategori berdasarkan derajat kesadaran yang diukur dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS). Trauma tusuk atau tajam memiliki risiko kematian 6,58 kali lebih besar daripada jenis trauma lainnya. Preparat dexmedetomidine, yang merupakan agonis α2 yang kuat, banyak digunakan dalam tindakan operasi, khususnya operasi bedah saraf. Dexmedetomidine lebih banyak digunakan dalam kasus trauma di ruang perawatan intensif. Preparat dexmedetomidine ini memengaruhi hemodinamik. Merupakan D-enansiomer dari medetomidine, yang merupakan salah satu obat penenang paling kuat yang diketahui. Reseptor protein-G, subtipe A dari reseptor adrenergik α2, memiliki efek sedatif dan neuroprotektif. Oleh karena itu, melalui buku ini dipaparkan sajian terkait cedera otak traumatik dan dexmedetomidine secara lebih mendetail. Pemberian dexmedetomidine pada pasien cedera otak traumatik juga dipaparkan secara lebih mendalam pada buku ini. Efek dexmedetomidine sebagai neuroprotektor juga disajikan dalam buku ini. Buku ini terdiri dari beberapa pembahasan, diataranya:
Berkenalan Dengan Dexmedetomidine
Cedera Otak Traumatik Dan Perubahan Yang Terjadi Di Dalamnya
Menilik Lebih Dalam Tentang Dexmedetomidine
Langkah Identifikasi Penggunaan Dexmedetomidine Pada Pasien Cedera Otak Traumatik
Pemberian Dexmedetomidine Pada Penderita Cedera Otak Traumatik
Penali Akhir: Efektivitas Penggunaan Dexmedetomidine Pada Cedera Otak Traumatik
Buku Dexmedetomidine Pada Cedera Otak Traumatik ini diterbitkan oleh Penerbit Buku Pendidikan Deepublish.
1905313 | 617.48 RUD d | My Library (617) | Tersedia - Indonesia |
Tidak tersedia versi lain