Penggunaan antibiotik masih memberikan banyak masalah dalam penggunaannya terutama di sarana kesehatan. Dari berbagai penelitian ditemukan, penggunaan yang tidak rasional tersebut berhubungan dengan dosis, ketepatan pemilihan obat dan durasi penggunaan yang terlalu singkat atau terlalu lama. Tentu saja hal tersebut berakibat buruk selain penyakit tidak sembuh total, dan yang paling ditakutkan adalah resistensi antibiotik sehingga biaya kesehatan yang diperlukan pun meningkat. Hasil kajian mutakhir menunjukkan pola resistensi antibiotik berbeda-beda antarnegara bahkan antarsarana kesehatan. Hal ini menyulitkan klinisi dalam pemilihan antibiotik yang sesuai dengan kondisi penyakit pasien yang berpotensi pada ketidakrasionalan penggunaan antibiotik. Diperlukan evaluasi rasionalitas secara berkala untuk meningkatkan kualitas penggunaan antibiotik untuk menekan angka pertumbuhan penyakit infeksi.
Buku ini fokus pada bagaimana metode yang digunakan untuk melakukan penilaian antibiotik pada pasien. Di dalamnya juga diperkenalkan apa itu antibiotik secara struktur, mekanisme, dasar penggunaan antibiotik di klinik sampai pada regulasi penggunaannya. Kelebihan buku ini ada pada model evaluasi rasionalitas antibiotik yang telah digunakan dalam penelitian di perguruan tinggi. Yang menarik dalam buku ini yaitu diberikan penjelasan teknis untuk melakukan analisis dengan memberikan metodologi yang digunakan. Di dalamnya, disampaikan tentang cara pemilihan dan kriteria sampel, jumlah sampel yang dibutuhkan, prosedur pengumpulan data serta cara analisis data disertai dengan contoh kasus. Selain itu, alasan filosofis digunakannya metode juga diberikan secara ringkas.
Buku ini bermanfaat untuk para peneliti di perguruan tinggi maupun praktisi yang ada di sarana kesehatan. Bagi akademisi, hasil penelitian dapat digunakan untuk memberi masukan untuk menyusun kebijakan penggunaan antibiotik yang rasional di sarana kesehatan. Bagi praktisi, data hasil analisis secara kuantitatif dapat digunakan sebagai dasar penentuan pertama rasional atau tidaknya penggunaan antibiotik. Hal itu digunakan dalam perencanaan kebutuhan dan pemilihan obat untuk pengadaan obat. Hasil analisis kualitatif digunakan sebagai dasar pemberian terapi dan untuk menyusun standar terapi di sarana kesehatan.